LUBANG BUAYA II DI CEMETUK BANYUWANGI
Trutus.com, Dewan revolusi daerah (PKI) di Banyuwangi merupakan suatu bukti fakta telah terjadi pemberontakan terhadap negara.
Beberapa aksi kedok pembunuhan dan pembantaian telah terjadi dan tersusun secara rapi oleh gembong PKI di daerah Banyuwangi.
Setelah mendapat informasi sejarah secara tidak langsung. kebanyakan ungkapan cerita dari masyarakat tentang konflik PKI dengan warganya itu melibatkan salah satu organisasi terbesar di Indonesia yaitu Nahdatul Ulama' yang kemudian sampai terjadi pembunuhan dan kedok meracuni para GP Ansor dan berakhir kepada pembantaian.
Hal ini menjadi tanda Tanya adalah, dikarenakan setiap orang yang tinggal di daerah wilayah cemetuk tersebut jika ditanya tentang bagaimana proses pembunuhan olch PKI, Mereka menjawab tidak tahu seakan-akan kalau hal itu memang ada tekanan unutuk tutup mulut atau mungkin memang telah lupa dan tidak diceritakan kepada penus-penerusnya.
Kawasan partai PKI berada di dusun cemetok, Yosomulyo yang merupakan daerah yang terkenal dengan gembong perampok yang sadis. Mereka juga merupakan orang-orang PKI yang meluaskan wilayah hingga ke Sumberwaru Cluring, Taman Agung dan sekitarnya.
Mereka memberikan ultimatum kepada masyarakat. Bagi masyarakat yang tidak mau bergabung kedalam partai komunis maka, mereka akan dibunuh dan dibantai.
Dengan ancaman dan tekanan inilah mereka meluaskan wilayahnya, Dikarenakan terdapat ancaman dari gembong PKI tersebut, Penduduk di daerah sekitarnya karena takut mereka meminta bantuan kepada para ulama ke wilayah Sraten sampai Muncar. Dan hal ini lah yang kemudian mendirikan gerakan Angsor (Pemuda Angsor) yang merupakan gabungan Muncar dan Sraten, dengan tujuan untuk berajaga-jaga dan berlindung dari gembong PKI yang menyebarkan wilayahnya.
Karena dianggap ancaman kepada PKI dan bisa menghambat perluasan wilayah, mereka menyusun siasat untuk melakukan upaya agar GP Ansor tidak memberikan perlawanan yang berbahaya. Dan setrategi liciklah yang mereka gunakan.
Mereka merencanakan pembunuhan bukan dengan penyergapan atau penyerangan secara langsung, melainkan dengan jamuan dan undangan secara baik-baik.
Pada tanggal 18 oktober 1965, sekitar 300 pemuda angsor dari wilayah sraten dan muncar menerima undangan untuk melaksanakan acara pengajaian di cemetuk, mereka berangkat ke Cemetuk di sana mereka disambut oleh para gerwani yang mengaku sebagai fatayat NU.
Dengan meriah para ansor dijamu hidangan makanan yang telah dicampur racun. Beberapa pemuda sekarat setelah racun dalam makanan yang telah disuguhkan oleh gerwani bereaksi kedalam tubuh.
Mengetahui makanan tersebut telah dicampur dengan racun, para angsor sebagian melarikan diri dari acara tersebut. Ada juga yang melarikan diri dengan kendaraan namun di tengah jalan mereka dijebak dengan pohon-pohon yang sengaja ditumbangkan ditengah jalan, setelah berhenti kemudian mereka dibantai dan jasatnya dimasukkan ke lubang buaya.
Sebanyak 62 pemuda angsor menjadi korban keganasan PKI cemetuk waktu itu, termasuk H.Mahfod Dari Sraten dan para angsor yang gugur, dan yang lainya menjadi kocar kacir. Yang selamat dari tragedi tersebut yaitu H.Soleh soetomo dan teman-teman, mereka berhasil meloloskan diri dari kejaran gembong PKI, Setelah lolos mereka yang selamat memutuskan untuk pułang kewilayah mereka masing-masing yaitu Sraten dan Muncar. Dikutp dari detik News. Rabo (30/09/2009).
Sumur pemakaman (lubang buaya) di cemetuk terdapat tiga lubang, dua luabang berisikan 10 mayat ansor, dan lubang ketiga berisikan 42 mayat. Jadi total korban yang wafat pada pristiwa itu sekitar 62 Gp Ansor dari wilayah sraten dan muncar. Semua jasat dimasukkan kedalam sumur dan ditimbun begitu saja.
Kejanggalan yang ditemukan adalah, setelah membaca buku karangan milik Drs.Samsubur.Msi dengan bukunya yang berjudul (Runtuhnya Dewan Revolus daerah PKI kabupaten Banyuwangi 1965-1966) terbit tahun 2017. Tertulis bahwa ditemukan orang-orang NU muncar dikuburkan. Akhirnya tritunggal memerintahkan untuk melakukan pembongkaran terhadap makan tersebut dan dibantu oleh masyarakat setempat. Ditemukan tiga lubang, dua lubang pertama berisikan 11 orang, dan lubang ketiga berisikan 40 jasat.
Oleh karena itu tempat ini oleh masyarakat sekitar dijuluki sebagai lubang buaya II cemethuk dan dibangun monument sederhana disana sebagai kenangan. Dan keganjalan lain tertulis bahwa, peristiwa sadis itu terjadi pada tangal 06, oktober 1965, bukan 18 oktober 1965. Karena tertulis " malam itu juga pada hari rabu, 06 oktober 1965 jasat mereka diangkut menggunakan 2 truk menuju muncar dan diangkut pula paratokoh PKI BTI setempat seperti : Mangun lehar, supardi jeglek, sutoyo dan tainya ditahan di kepolisian cluring di kota benculuk" hal ini menujuukan bahwa pristiwa lubang buaya cemetuk, belum terungkap spenuhnya.
Pada tanggal 17 oktober 1956 diterima laporan, terjadi perkumpulan orang dengan badan telanjang di cemethuk cluring. Kekuatan PKI/BTI sekitar 2.000 orang yang bersenjatakan, clurit, pedang dan bambo runcing, dan bergelang janur kuning dilengan dan didada mereka, Dan sampai wilayah perbatasan cluring cemethuk telah dikuasai.
Tidak lama gemuruh mobil-mobil panzer dan truk-truk abri datang dengan persenjataan lengkap. Mereka siap menerkam musuh, waspada, Dan siap. Setibanya mereka berpakaian biasa dan mencari tempat perkumpulan PKI/BTI yang kemudian melancarkan gerakan. Pergerakan ini mengirim pasukan non komunis seperti pasuka Bana (PNI), dan pasukan Ansor (NU).
Selanjutnya yaitu pengepungan dan pagar betis wilayah cmethuk banyuwangi oleh para Abri, pada senin tanggal 18 oktober 1965, tepatnya jam 04.00 WIB. Suara peluru menggone Angin tidak berhenti hingga sampa terdengar sampai dusun kerajan desa cluring. Sekitar jam 5 pagi PKI cemethuk ketakutan dan berkumpul dengan pemimpinya.
Para Abri menggiring mereka kekebun, dalam keadaan itu ditangkap pemiminya sekitar 40 orang. Lalu dibawa langsung lewat desa cluring. Mereka yang ditangkap antaralain : matulus (kepala desa cluring/PKI). suyatno (ketua PKI cluring). Ashari (wakil ketua PKI). sangatdi (ketua BTI banyuwangi selatan), dll. Setelah masuk jam 12 malam (24.00). danki OPRA desa cluring (Moch Noer) diperintahkan petugas pupertra(sekarang koramil untuk menca buti papan nama/tanda gambar PKI /BTI, PR dan gerwani yang masih dipasang itu.
Perintah sudah dilaksanakan, selanjutnya diserahkan kepada kepolisian cluring. Hal ini dapat dikutip bahwa gerakan revolusi PKI/BTI cemethuk cluring. Melakukan proses pembantaian yang sebenarnya tanggal 06 oktober 1956. Tapi masyarakat menganggap bahwa kejadian ini terjadi tanggal 18 oktober 1956. Kemungkinan ini dikarenakan pengepungan PKI terakhir tanggal 18, oktober 1956. Schingga banyak yang beranggapan peristiwa lubang buaya cemethuk berada pada tanggal itu.dan pristiwa sejarah PKI itu dapat dilihat di monumen PKI lubang Buaya cemethuk.
DAFTAR PUSTAKA
Samsubur. M.Si, 2017. Runtuhnya Dewan Revolusi Daerah PKI kabupatenBayuwangi ( Banyuwangi Jawa Timur : BANDJOWANGI TEMPO DOELOE) Kererangan warga Sraten tanggal (14. oktober, 2019) 1. Ibu umi 2. Bpk. Fatkurohman Detik.com ( 30, September, 2009). Lubang buaya cemethuk Banyuwangi
PENULIS : Hasan Fauzi
PUBLISHER : Hadi Pranoto